Minggu, 28 Desember 2014

Tarian Gathotkaca Gandrung



TARI GATHOTKACA GANDRUNG
Dari Jawa Tengah 

A.  Latar Belakang
Tari Gatot Kaca gandrung dari Jawa Tengah menceritakan kesatria Gatot Kaca yang sedang dilanda asmara. Sesuai hal itu, tema tarian ini adalah kisah cinta seorang katria yang sangat terkenal dalam cerita mahabarata.
Kata gandrung dapat diartikan ‘cinta’, ‘tertarik’, atau ‘terpesona', Tarian ini menggambarkan tingkah laku Gatotkaca tatkala berangan-angan ingin mempersunting seorang putri menjadi istrinya. Kadangkala untuk lebih memberi hidup pada tarian ini ditunjukkan pula tokoh Pregiwa sebagai bayangan atau ilusi.
Raden Gatotkaca adalah putera Raden Wrekudara yang kedua. Ibunya seorang putri raksasa bernama Dewi Arimbi di Pringgandani. Gatotkaca Gandrung adalah Kisah Ksatria, yang bertugas menjaga keamanan negara, jatuh cinta karena terpesona pada kecantikan Dewi Pergiwa, putri Arjuna. Gatotkaca, Putra Bima, Raja Pringgandani yang bisa terbang dan luar biasa sakti itu, akhirnya tumbang oleh lenggak-lenggok perempuan.
Akan tetapi, Gatotkaca yang tegap dan gagah perkasa ternyata tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan perasaannya kepada gadis idamannya, maka lahirlah suatu tarian yang disebut “Tari Gatotkaca Gandrung “ yang diiringi lagu Gunungsari. Disini diceritakan

kalau Gatotkaca bunuh diri gara-gara wanita, tapi dihidupkan lagi oleh Kresna.


A.  Tata Rias dan Busana
*                  Mahkota, dipakai diatas kepala berwarna emas yang menggambarkan bahwa ia adalah seorang pangeran.
*                  Hiasan pada kaki dan tangan, biasanya gelang berwarna kuning keemasan.
*                  Kain / baju dan celana setengah panjang , terbuat dari kain beledu hitam berhias permata dari manik-manik ber­aneka warna gemerlapan.
*                  Ikat pinggang terbuat dari logam berkilauan, disebut pending.
*                  Selendang, sampur.
*                  Hiasan di belakang berupa sayap, yang menggambarkan bahwa gathotkaca seorang ksatria yang mampu terbang ke angkasa.
*                  Gatotkaca bermata telengan (membelalak), hidung dempak, berkumis dan beryanggut. Berjamang tiga susun, bersunting waderan, sanggul kadal-menek, bergaruda membelakang, berpraba, berkalung ulur-ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain kerajaan lengkap.
Gatotkaca berwanda 1 Guntur, 2 Kilat 3 Tatit. 4 Tatit sepuh, 5 Mega dan 6 Mendung.

B.  Musik Pengiring
Tari tersebut menuntut ketepatan gerak dengan iringan dan aba-aba dari alat iringan (semacam kentongan) yang disebut keprak, serta tembang yang mengiringinya yaitu lagu gunungsari. Biasanya ada juga yang diiringi dengan musik pelengkap seperti gendang dan gong ( kalau di acara yang sangat besar ).

C.   Fungsi Dalam Masyarakat
tari sebagai sarana hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton.
tari sebagai sarana pertunjukkan
Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan.
Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas.

D.  Keunikan Dalam Tari
Tari ini ingin menunjukkan sisi romantisme Gatotkaca yang selalu diidentikkan dengan ksatria yang gagah perkasa di medan perang. Penggambaran profil yang demikian seperti meminggirkan sisi-sisi kehidupan yang lain dari tokoh Gatotkaca, termasuk sisi percintaannya dengan wanita pujaan. Di balik kegagahan atau kesan macho ternyata Gatotkaca juga seorang yang romantis, lembut, dan gentle di hadapan wanita.
 

6 komentar: